Mengenang Prof. Dr. T. Jacob, M.S., M.D., D.Sc. Sang Pionir dan Begawan Paleoantropologi Indonesia
(6 Desember 1929 – 17 Oktober 2007)
Rusyad Adi Suriyanto
(Bagian Ketiga)
Curriculum vitae Prof. T. Jacob ini akan digambarkan secara singkat karena ruang ini tidak mungkin mampu untuk menghimpun kiprah dan karyanya yang begitu kaya dan membentang dalam kurun waktu yang relatif panjang. Beliau lahir 6 Desember 1929 di Peureulak, Aceh Timur. Kedua orang tuanya adalah Teuku Soeleiman dan Tjut Kariman. Jacob kecil mulai masuk sekolah di HIS Poesaka, Peureulak, pada tahun 1936, dan HIS Langsa pada tahun 1938, dan menamatkannya pada tahun 1942. Pendidikannya dilanjutkan di Kokumin Gakkö Langsa dari tahun 1942 sampai 1943. Selanjutnya, sekolah menengahnya harus ditempuh di Kutaraja dengan masuk ke Tygakkö dari tahun 1943 sampai 1945, dan sekolah ini di masa kemudian berganti menjadi Sekolah Menengah Kutaraja pada tahun 1945. Beliau telah menyelesaikan sekolah ini pada tahun 1946. Pendidikan lanjutannya ditempuh di Sekolah Menengah Tinggi Kutaraja Banda Aceh dari tahun 1946 sampai 1949.
Jacob remaja mulai aktif dalam organisasi-organisasi pemuda dan pelajar selama menempuh pendidikan di Kutaraja. Dalam organisasi ini beliau pernah menjabat sebagai bendahara dalam PMSMK Kutaraja dan ketua dalam PPSMT Kutaraja serta bendahara dalam IPI Aceh. Memasuki sekolah menengah tinggi beliau telah ditunjuk sebagai juru bicara Resimen II Tentara Pelajar Aceh yang berkedudukan di Kutaraja.
Jacob remaja memilih untuk melanjutkan pendidikan universitasnya di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Beliau tetap aktif berorganisasi selama bermukim di kota ini mulai tahun 1950, baik sebagai Tentara Pelajar Aceh, maupun aktif dalam dunia jurnalistik mahasiswa, antara lain di Madjalah Gama dan Madjalah Gadjah Mada. Aktivitas jurnalistik mahasiswanya ini mengantarkan untuk menjadi ketua PB Ikatan Wartawan Mahasiswa Indonesia (IWMI). Pendidikan sarjana kedokterannya diselesaikan pada tahun 1956. Beliau telah menjadi Asisten Mahasiswa untuk Anatomi Manusia dari tahun 1953 sampai 1954 selama menjadi mahasiswa fakultas kedokteran, dan dilanjutkan sebagai Asisten Mahasiswa untuk Antropologi dari tahun 1954 sampai 1956. Selanjutnya sewaktu lulus sarjana, beliau langsung diangkat menjadi Asisten Ahli. Setahun berselang beliau memperoleh beasiswa untuk menempuh pendidikan tingkat magister di Graduate College University of Arizona di Tucson, Amerika Serikat, dalam bidang antropologi, dari tahun 1957 sampai 1958. Dalam tahun yang sama beliau juga menempuh pendidikan lagi dalam bidang anatomi dan antropologi ragawi di Graduate School Howard University, Washington DC, Amerika Serikat, dari tahun 1958 sampai 1960. Selama di universitas ini beliau juga berkesempatan untuk menjadi Instruktur Anatomi. Setelah itu, dalam tahun 1960 sampai 1961 beliau mengambil Internship (M.D.) di Providence Hospital, Washington DC. Sekembalinya ke almamater pada tahun 1962, beliau menduduki jabatan Lektor Muda, dan berlanjut ke Lektor setahun berikutnya. Jabatan Lektor Kepala diemban beliau dari tahun 1965 sampai 1971. Setahun dalam jabatan ini, bersamaan dengan ini pula beliau menempuh pendidikan doktoral dalam bidang paleoantropologi di Rijkuniversiteit te Utrecht di Belanda, dan diselesaikan pada tahun 1967, dengan disertasi yang telah dipublikasikan dengan judul “Some Problems Pertaining to the Racial History of the Indonesian Region”. Pada tahun 1968 beliau diangkat menjadi Guru Besar Tamu dalam bidang paleoantropologi di San Diego State College Amerika Serikat. Sekembalinya pada tahun 1971, beliau telah mengemban Guru Besar dalam bidang antropologi ragawi di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Dalam kelembagaan universitas, Prof. T. Jacob pernah menduduki Kepala Subseksi/Seksi Anthropologi, serta Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi, di Bagian Anatomi Embriologi dan Antropologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Jabatan ini diemban sampai memasuki masa purnatugasnya. Di tingkat fakultas ini beliau pernah menduduki jabatan Sekretaris Fakultas dari tahun 1973 sampai 1975, dan selanjutnya jabatan Dekan diemban dari tahun 1975 sampai 1979. Dalam tahun 1981 sampai 1986 diangkat menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada. Beliau juga pernah mengemban beberapa jabatan kelembagaan, antara lain: Anggota Lembaga Pendidikan, Badan Pekerja Senat, Lembaga Pendidikan Doktor dan ketua Badan Kerjasa Universitas DI Yogyakarta–Jawa Tengah. Dalam kelembagaan universitas nonstruktural, beliau pernah menjadi Wakil Ketua Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) (1981 – 1985), dan Anggota Badan Penasihat sejak tahun 2002. Dalam organisasi Korpri (Korps Pegawai Republik Indonesia), beliau pernah menjadi Pembina dari tahun 1981 – 1986. Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat pun pernah diemban beliau dari tahun 1982 – 1987.
Aktivitas lain Prof. T. Jacob adalah pernah menjadi promotor/ko-promotor pendidikan doktoral baik di dalam maupun luar negeri. Beliau pernah menjadi narasumber di berbagai pertemuan ilmiah nasional dan internasional, dan narasumber berbagai media lokal, nasional dan internasional, serta tugas redaksional berbagai jurnal kedokteran, antropologi, paleoantropologi, evolusi manusia, kedokteran gigi dan seterusnya. Tugas lainnya pernah sebagai konsultan berbagai lembaga di dalam dan luar negeri. Aktivitas-aktivitas selanjutnya adalah pernah menghadiri pertemuan-pertemuan ilmiah dalam bidang paleoantropologi, antropologi, kedokteran, polemologi, arkeologi, biopolitik, biologi dan sebagainya. Mengorganisasikan beragam pertemuan ilmiah dari mulai Konferensi Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (1971), Seminar 10 Tahun Proyek Penelitian Paleoanthropologi Nasional (1972), ICAES IX Seminar on Paleoanthropology pada tahun 1973 dan ICAES X on Human Evolution, Seminar on Polemology (1983 – 1985), Peringatan 80 Tahun Manusia Wajak (1989), Seminar Nasional 100 Tahun Paleoantropologi Indonesia (1989), dan beragam kegiatan dan peristiwa yang membentang sampai tahun 2007, serta yang terakhir International Seminar on Southeast Asian Paleoanthropology (2007). Tidak hanya berhenti sampai di sini, beliau telah meluangkan waktu dan mencurahkan buah-buah pikirannya sebagai koresponden berbagai institusi (antara lain: Istitut d’Anthropologie, Perancis, dan asosiasi Institute of Human Origins, Amerika Serikat), serta Ketua Badan Penyantun Asosiasi Prehistorisi Indonesia, Anggota Pusat Studi Kebangsaan Taman Siswa, Ketua Badan Pembina Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada, Advisory Council International Biographical Centre (Cambridge, Inggris), dan Penasihat Akademis Longgupo Institute of Paleoanthropology (Cina).
Prof. T. Jacob mempunyai banyak minat selain paleoantropologi secara luas, antara lain: kedokteran dasar dan populasional, antropologi kedokteran, antropologi forensik, antropologi gigi, antropologi gizi, agama dan ekonomi, dalam biologi yang meliputi mamalogi, primatologi, genetika, ekologi, evolusi, taksonomi dan paleontologi vertebrata, dalam sejarah yang meliputi sejarah alam, ilmu pengetahuan, kedokteran, antropologi, geologi historis dan futuristik, dalam filsafat yang meliputi biologi, kedokteran dan ilmu pengetahuan, dalam bahasa dan komunikasi yang meliputi bahasa Indonesia, Latin kedokteran, anatomi tutur, fonetik, penerbitan, peristilahan antropologi dan hodegetika, polemologi, panetika dan biopolitologi. Beragamnya minat ini telah membawa ke beragam organisasi profesionalnya, antara lain: Ikatan Dokter Indonesia, Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia, Himpunan Bioantropologi dan Paleoantropologi Indonesia, American Association of Physical Anthropologists, American Anthropological Association, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, Indo-Pacific Prehistory Association, American Associatioan for the Advancement of Science, New York Academy of Science, Société d’Anthropologie de Paris, Nippon Zinruigaku, International Association of Human Biologists, Society for Medical Anthropology, Human Biology Council, Society for the Study of Social Biology, Association for Politics and the Life Sciences, International Union of Anthropological and Ethnological Sciences, Association International pour l’Étude de la Paléontologie Humaine, International Physicians for the Prevention of Nuclear War, Himpunan Polemologi Medis Indonesia, Associazione Internazionale Medici per l’Ambiente dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Minat yang begitu luas dalam beragam disiplin ini telah menghasilkan publikasi yang begitu beragam dan luas pula. Produktivitas publikasinya masih berlangsung terus sampai akhir hayatnya selaku pemegang estafet “juru kunci” fosil-fosil manusia purba Indonesia di Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi FK (sekarang FK-KMK) UGM ini, beliau berkewajiban dan kontinu, yang sebenarnya telah dilakukan, untuk “menghidupkan kembali” fosil-fosil hominid Indonesia (defosilisasi fosil manusia).
Karya dan aksinya itu telah mengantar Prof. T. Jacob untuk memperoleh beragam penghargaan, antara lain: Honorary Citizen of the Sunshine City (Mayor of Tucson), Arizona, Amerika Serikat (1958), International Biographical Directory of Southeast Asian Specialists (1969), International Directory of Anthropologists (1975), Plakat 25 Tahun dalam Anthropologi – Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (1979), Satyalencana Karyasatya – Presiden RI (1980), Medali Paul Broca – CNRS Perancis (1980), Marquis Who’s Who in the World (1980 – 1998), Hadiah Ilmu Pengetahuan – Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1982), diabadikan untuk nama spesies Atjehella jacobi (1982), Piagam Kesetiaan Universitas Gadjah Mada (1982), Hadiah Ilmu Pengetahuan – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (1984), termuat dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990), termuat dalam Apa dan Siapa – Gunung Agung, Men of Achievment, Directory of Intellectuals dan penghargaan gelar D.Sc dari Open International University for Complementary Medicine (Colombo, Sri Lanka) (1992), memperoleh Medali Emas dari Indian Board of Alternative Medicines (1993), Anugerah Hamengku Buwono IX (1997), A Scientific Life, Papers in Honor of Prof. DR. T. Jacob dan Bintang Mahaputera RI (2002).
Apresiasi yang terutama untuk Prof. T. Jacob tentulah dalam antropologi ragawi, khususnya paleoantropologi. Boleh jadi, kita tidak akan pernah meragukan keredibilitasnya sebagai ilmuwan sejati yang dihormati kalangan sahabat dan lawan diskusinya. Ilmu, aksi dan nasionalismenya selalu tertampak dalam argumentasi-argumentasinya. Karya terpentingnya berkaitan dengan paleoantropologi yang meliputi manusia, lingkungan dan karya manusia purba, khususnya yang pernah ditemukan di Indonesia. Karya-karya ini meliputi penemuan, identifikasi dan publikasi fosil-fosil manusia purba dari Indonesia. Aksi dan nasionalismenya telah tercermin dari upaya-upaya beliau untuk mengembalikan fosil-fosil manusia purba Indonesia yang tersebar di berbagai negara khususnya di Eropa (Jerman dan Belanda) dan Amerika, penyelamatan dan ekskavasi fosil-fosil manusia dan hewan-hewan purba, kontrateori tentang kanibalisme prasejarah atas temuan-temuan paleoantropologis–arkeologis Indonesia, katalogisasi fosil-fosil manusia purba Indonesia dan meletakkan dasar-dasar pendidikan, penelitian dan konservasi paleoantropologis secara akademis di Indonesia. Keberanian dan ketegarannya juga telah ditunjukkan dengan mengkritisi teori-teori yang meragukan bahwa evolusi manusia tidak mungkin selain di Afrika dan benua, dan penyanggaannya dengan argumentasi secara logis dan terukur terhadap mereka yang meragukan kepurbaan yang relatif sangat tinggi fosil-fosil manusia purba Indonesia dan yang menyebut kawasan ini hanya sebagai cul de sac dan periphery untuk perlindungan sementaranya. Dasar argumentasinya adalah evolusi manusia tidak mesti terjadi di tengah benua atau pulau besar saja, dan sebenarnya seperti halnya semua spesies, kebutuhan utamanya untuk dapat lestari adalah lingkungan yang sesuai dan tersedia terutama air dan garam, dan ini sebabnya hasil-hasil rekonstruksinya atas fosil-fosil dan temuan-temuan ekofak masa lalunya sering digambarkan beraktivitas hidup di sekitar sungai, danau dan perairan pantai karena mereka dapat mengeksploitasi lingkungannya lebih luas.
Prinsip-prinsipnya itu telah diaktualisasikan dengan merintis dan mendirikan Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi Fakultas Kedokteran (sekarang Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan) Universitas Gadjah Mada yang diresmikan pada 9 September 1989 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Fuad Hasan dalam Peringatan 100 Tahun Paleoantropologi Indonesia. Indonesia mempunyai kedudukan terhormat dan sangat penting di dunia untuk hasil-hasil penelitian manusia purba atau evolusi manusia beserta lingkungan abiotik, biotik dan kulturalnya. Di sini banyak terdapat situs paleoantropologis dengan temuan-temuan fosil hominid, selain fauna, flora dan artefak prasejarah yang relatif melimpah dengan kepurbaan yang relatif tinggi. Setengah jumlah temuan fosil Homo erectus di dunia berasal dari Indonesia. Sebagian besar Homo erectus Indonesia itu tersimpan di laboratorium ini. Khususnya kuantitas temuan Homo erectus yang dapat menyaingi hanya Cina saja di Asia, namun sejauh ini fosil tertuanya masih terdapat di Indonesia, dan tersimpan pula di laboratorium ini. Peranan temuan-temuan ini dapat menerangkan evolusi manusia di Indonesia, Asia Tenggara, dan bahkan juga dapat menyumbangkan pengetahuan-pengetahuan yang dikaitkan dengan temuan-temuan terpurba dari Afrika, temuan-temuan hominid lain di Eropa, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Selatan, dan pada babakan tertentu dapat memberikan informasi untuk sejarah migrasi dan penghunian daratan-daratan Pasifik dari Papua New Guinea, Australia, Selandia Baru, dan kepulauan dalam wilayah Micronesia, Melanesia dan Polynesia.
Pada peringatan Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, untuk mengenang jasa, konsistensi dan penghormatan kepada alm. Prof. T. Jacob sebagai tokoh paleoantropologi Indonesia pertama dan upaya pendirian laboratorium ini yang meninggal dunia pada 17 Oktober 2007, Rektor Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D. meresmikan pemberian nama baru laboratorium ini pada 5 Maret 2008 sebagai Gedung T. Jacob Laboratorium Paleoantropologi.
Recent Comments