Rabu, 2 November 2022, Museum Bioantropologi dan Paleoantropologi Universitas Gadjah Mada mendapat kunjungan 125 siswa-siswi dari SMP Islam Al Azhar 15 Cilacap, Jawa Tengah. Ini merupakan kunjungan pertama dari rombongan sekolah menengah pertama pada tahun 2022. Beberapa pekan sebelumnya, kunjungan ke Museum lebih banyak dilakukan oleh rombongan sekolah menengah atas. Tim dari International Relation Office (IRO) FKKMK UGM mengantar siswa-siswi dari SMP ini ke Museum di Gedung T. Jacob Kampus FKKMK UGM.
Ashwin Prayudi dan Dismas Rienthar, dua orang asisten peneliti Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi UGM menjadi pemandu museum dalam kegiatan kunjungan ini. Mereka menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh para siswa-sisiwi.
Kira-kira apa yang ada di benak siswa-siswi sekolah menengah pertama saat pertama kali melihat fosil? Syifa, salah satu siswi yang ikut dalam kunjungan, penasaran dengan nama Ngandong yang tercantum dalam buku pelajaran sejarah. Rasa penasaran tersebut terjawab saat melihat koleksi fosail Homo erectus dari Situs Ngandong.
Seorang siswa yang lain mengajukan pertanyaan yang cukup menarik, yaitu adanya cerita tentang tengkorak yang berlubang pada bagian tempurung (cranium). Penyebab tulang tempurung kepala berlubang antara lain karena praktik pengobatan maupun religi yang dilakukan pada masa lampau.
Cetakan wajah mahasiswa yang dipamerkan di Museum turut mencuri perhatian siswa-siswi. Cetakan ini menampilkan wajah mahasiswa dari berbagai ras yang pernah berkuliah di Universitas Gadjah Mada. Para siswa dan siswi mencoba mencocokan wajah siapa sajakah di antara mereka yang mirip dengan cetakan.
Para siswa dan siswi dari Cilacap ini masih cukup antusias untuk menggali berbagai keterangan tentang benda-benda yang dipamerkan di Museum, namun waktu yang disediakan sangat terbatas. Kunjungan pun diakhiri, dan mereka berangsur-angsur meninggalkan Gedung T. Jacob.
Recent Comments