• Pusat IT
  • Tentang UGM
  • FKKMK UGM
Universitas Gadjah Mada Laboratorium Bio- & Paleoantropologi
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Kontak
  • Koleksi Fosil
    • Manusia Purba
    • Avertebrata
    • Vertebrata
    • Tumbuhan
    • Tulang Sub-Recent
    • Artefak
  • Museum
    • Koleksi & Galeri
    • Kunjungan
  • Kegiatan
    • Perkuliahan
    • Penelitian Bioantropologi
    • Penelitian Paleoantropologi
    • Penelitian Mahasiswa
    • Pengabdian Masyarakat
    • Seminar
    • Artikel
  • Layanan
    • Kerjasama Penelitian
    • Akses Repositori Fosil
    • Akses Penelitian Fosil
    • Akses Perpustakaan
    • Peminjaman Alat Penelitian
    • Kursus/Pelatihan
  • Beranda
  • Kegiatan
  • Penelitian Paleoantropologi
  • Penelitian Survei & Reconnection Ngiung(Populasi Pigmoid) Flores

Penelitian Survei & Reconnection Ngiung(Populasi Pigmoid) Flores

  • Penelitian Paleoantropologi
  • 19 July 2016, 22.24
  • Oleh: janatin.hastuti
  • 0

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan survei lapangan dan mengumpulkan data berkaitan dengan keberadaan populasi pygmoid  di masa lalu di kawasan Flores, khususnya di Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur). Penelitiannya berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan di Flores yang menghasilkan temuan Homo floresiensis. Metode yang digunakan adalah mengumpulkan data foklore, yakni cerita-cerita masyarakat lokal, yang diceritakan dari generasi ke generasi, tentang sosok orang kerdil (pygmoid) dalam etnohistorisnya. Deep interview dalam pendekatan etnografis sebagai perangkat penelitian itu berhasil mngumpulkan beragam cerita keberadaan mereka dalam beragam versi oleh beragam informan. Dari cerita yang terkumpul itu ada benang merah yang jelas, yakni sosok Ngiung, yang digambarkan sebagai makhluk atau sosok berbadan kecil dan pendek, berbulu lebat, hidup berkelompok dan bersembunyi di hutan, cenderung menghindar dari manusia dan seringkali berkonflik dengan penduduk desa karena kebiasaannya yang mencuri bahan pangannya.

Foklore Ngiung ini keberadaannya paling umum di masyarakat Elar, Manggarai Timur. Tim penelitian ini mengkosentrasikan penelitiannya di sini. Hampir setiap penduduk yang dijumpai menceritakan dengan riang tentang Ngiung itu. Mereka juga memastikan bahwa ada kuburannya di bukit sebelah tenggara desa. Oleh karena itu Tim melakukan wawancara dan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat Elar. Tuang Teno (kepala adat) bisa menerima argumentasi Tim untuk melakukan penelitian intensif di kuburan itu dan di lokasi kampung lama mereka.

Survei lanjutan adalah melakukan pengamatan seksama di kedua situs tersebut untuk mendapatkan informasi lapangan, khususnya yang berkaitan dengan potensi paleoantropologis dan arkeologisnya. Beberapa syarat diamanatkan kepala adat kepada Tim jika akan melakukan ekskavasi, yakni tersedianya babi dan kerbau merah untuk keperluan upacaranya. Di sini metode penelitiannya berlanjut ke metode arkeologis dan paleoantropologis.

Penelitian berikutnya mensurvei gua-gua yang ada di sekitar Elar, yang barangkali berpotensi untuk melihat koneksi denga keberadaan Ngiung itu berdasarkan foklore setempat. Salah satu yang dianggap penting adalah sebuah gua di sebelah selatan permukiman mereka. Medan yang relatif berat untuk meneju ke sana karena hanya berupa jalan setapak yang benembus kebun, belukar, hutan, ngarai dan menyeberangi beberapa sungai. Hasil survei potensi geologis dan arkeologis gua tersebut mengindikasikan potensi yang sangat minimal tinggalan paleoantropologis dan arkeologisnya. Di sini Tim memutuskan untuk mengabaikan gua tersebut.

Minggu kedua survei, untuk mengetahui koneksitas dengan situs-situs dan lingkungan sekitarnya, maka Tim melakukan survei di kawasan utara, dari Manggarai sampai Manggarai Timur, yang memebentang dari Ruteng sampai Pota sepanjang sekitar 100 km. Menelusuri beberapa sungai dan keberadaan gua di Reok sampai Sambi Rampas. Di Wae Reo, Tim menelusuri dan mengamati singkapan teras-teras sungainya.

Penelusuran di bagian utara Flores, berlanjut ke Kabupaten Ngada, untuk melakukan survei potensi gua di Wangka, di mana gua ini kaya akan rock art di dindingnya. Pengamatan geologis dan arkeologisnya masih memungkinkan untuk melakukan ekskavasi, khususnya di bagian mulutnya walaupun dengan luasan yang terbatas karena kondisi lereng yang relatif curam.

Survei itu dalam rangka kolaborasi ekskavasi paleoantropologi antara Departemen Arkeologi FISIP Universitas Airlangga dengan School of Archaeology and Anthropology, Australian National University. Tim penelitian ini melibatkan beberapa ahli antropologi, paleoantropologi, paleontologi dan arkeologi. Survei itu terlaksana pada 16 – 27 Mei 2016.

Berdasarkan hasil suvei itu, dengan mempertimbangkan beragam aspek, Tim memutuskan untuk melakukan penelitian atnoarkeologis dan paleoantropologis di Elar, Manggarai Timur. Rencana penelitiannya di antara Juli sampai Agutus 2016 ini.

ngiung1-768x576
Suasana menuju ke situs kuburan Ngiung
ngiung2-768x576
Upacara korban dan ritual di situs kuburan Ngiung
ngiung3-768x576
Darah untuk Ngiung
ngiung4-768x576
Sisa-sisa permukiman lama Elar
ngiung5-768x576
Pengukuran dan pemetaan situs kubur Ngiung
ngiung6-768x576
Perjalanan menuju gua
ngiung7-768x576
Belantara di kaki gua
ngiung8-768x576
Gua yang disurvei
ngiung9-768x575
Temuan alat litik di Wae Reo
ngiung10-768x575
Teras di kawasan Reok
ngiung11-768x576
Pengamatan teras untuk mengetahui proses geologisnya dan potensi paleontologisnya
ngiung12-768x576
Gua di Sambi Rampas yang banyak temuan moluska laut di lantainya
ngiung13-768x576
Sungai Wae Togong, Lambaleda
ngiung1-768x576
ngiung2-768x576
ngiung3-768x576
ngiung4-768x576
ngiung5-768x576
ngiung6-768x576
ngiung7-768x576
ngiung8-768x576
ngiung9-768x575
ngiung10-768x575
ngiung11-768x576
ngiung12-768x576
ngiung13-768x576
previous arrow
next arrow

Recent Posts

  • Mahasiswa Program Studi S1 Antropologi FISIP Universitas Airlangga melakukan Praktek Kuliah Lapangan di Museum Bio- Paleoantropologi (BP) FKKMK UGM
  • Museum Bio-Paleoantropologi mendapatkan penghargaan dari Museum Nasional Indonesia atas kontribusinya dalam Pameran Internasional “Indonesia, The Oldest Civilization on Earth? 130 Years After Pithecanthropus erectus”
  • Kunjungan Profesor Zixu Mao, M.D., Ph.D. dari Emory University School of Medicine, Atlanta, USA ke Museum Bio-Paleoantropologi
  • Kunjungan dari SD Negeri Soprayan, Turi, Sleman dalam rangka Wajib Kunjung Museum (WKM)
  • MAN 1 Yogyakarta Belajar Evolusi dalam Perspektif Antropologi
Universitas Gadjah Mada

LABORATORIUM BIO- & PALEOANTROPOLOGI
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat & Keperawatan

Universitas Gadjah Mada
Jl. Medika,  Sekip, Sleman, Yogyakarta 55281, Indonesia
Email          : lab-biopaleo.fk@ugm.ac.id
Telp. / fax  : +62-0274-552577

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju