Dalam guyuran hujan rintik-rintik, sekitar 70 siswa-siswi berseragam krem berpadu coklat motif kotak-kotak berkunjung ke Museum Bioantropologi dan Paleoantropologi Universitas Gadjah Mada pada Selasa, hari pertama di Bulan November 2022. Para siswa-siswi ini berasal dari SMA Islam As Shofa Pekanbaru, Riau. Mereka sampai ke Museum diantar oleh tim dari International Relation Office (IRO) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan.
Para siswa-siswi disambut oleh tiga orang asisten peneliti Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi UGM, yaitu Ashwin Prayudi, Fidelis Aritona, dan Dismas Rienthar, dan dua orang mahasiswa magang dari Fakultas Biologi UGM yaitu Ezra Timothy Nugroho dan Rama Yudhistira Ismail. Mereka semua menjadi pemandu museum yang akan memberikan penjelasan tentang berbagai koleksi yang dipamerkan di ruang museum.
Pertanyaan awal justru muncul dari salah seorang guru, perihal gambar pada poster yang menampakkan penampang kepala manusia yang menggelembung di bagian atas. Fidelis menjelaskan bahwa gambar tersebut merupakan prediksi fisik manusia yang mungkin terjadi pada manusia di masa depan.
Topik lain yang menarik adalah seputar artefak batu yang tersaji dalam kotak-kotak kaca. Ashwin Prayudi menceritakan bagaimana artefak tersebut menjadi peralatan penting manusia pada masa pra sejarah.
Beberapa siswi melihat display pameran yang ada di luar ruang museum. Mereka tampak tertarik dengan kumpulan kerang yang dipamerkan di selasar Gedung T. Jacob. Dismas memberikan informasi bahwa kumpulan kerang tersebut merupakan sisa-sisa biota laut yang ditemukan di Sangiran, sembari menjelaskan bahwa pada masa ratusan ribu tahun yang lalu sebagian Pulau Jawa masih berupa lautan.
Kunjungan para siswa-siswi SMA Islam As Shofia selesai sesaat sebelum hujan rintik-rintik semakin deras. Mereka pun kemudian beranjak untuk melanjutkan kegiatan mereka selanjutnya di Yogyakarta.
Recent Comments