Sabtu, 14 Januari 2023, Museum Paleoantropologi Universitas Gadjah Mada mendapat kunjungan dari Asean Medical Students’ Association Universitas Gadjah Mada. Kunjungan ke Museum Paleoantropologi merupakan bagian dari kegiatan Hosting EXON AMSA – UPH. Panitia yang merupakan para mahasiswa FKKMK UGM membawa mahasiswa kedokteran dari Universitas Pelita Harapan untuk berkeliling komplek Kampus FKKMK UGM di Sekip, Sleman. Tiga orang asisten penelitian Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi FKKMK UGM yaitu Ashwin Prayudi, Fidelis Aritona, dan Dismas Rienthar bertugas menjadi pemandu para peserta selama kunjungan di museum.
Peserta kunjungan melihat terlebih dahulu Ruang Pamer Museum Paleoantropologi. Pada ruangan ini dipamerkan berbagai fosil manusia purba dari berbagai periode waktu dan berasal dari berbagai situs di dunia. Terdapat pula fosil fauna dari Situs Sangiran, serta artefak batu manusia purba yang ditemukan di beberapa situs di Indonesia.
Selanjutnya, para peserta beranjak menuju Ruang Kerja T. Jacob dan Ruang Biorepositori. Almarhum Teuku Jacob merupakan Guru Besar Paleoantropologi UGM. Selama hidup, Teuku Jacob meminati berbagai bidang ilmu, tidak hanya kedokteran, namun juga filsafat, studi perdamaian, hingga kebahasaan. Peminatan tersebut dapat terlihat dari bervariasinya buku-buku yang ia koleksi dan kini tersimpan dengan baik di Ruang Kerja T. Jacob.
Pada Ruang Biorepostori, Fidelis memandu para peserta kegiatan untuk melihat koleksi fosil non manusia. Peserta kunjungan diperbolehkan untuk membuka rak-rak lemari penyimpanan dan melihat langsung fosil. Di bagian lain Ruang Biorepositori, Ashwin memandu peserta kunjungan untuk melihat koleksi kerangka manusia dari beberapa situs di Indonesia.
Bagi beberapa panitia yang merupakan mahasiswa FKKMK UGM, mengunjungi Ruang Pamer Museum Paleoantropologi, Ruang Biorepositori, dan Ruang Kerja T. Jacob merupakan pengalaman pertama, bahkan sebelumnya mereka tidak mengetahui adanya keberadaan dari ruangan-ruangan tersebut yang ada di lingkungan kampus mereka sendiri. Kesempatan seperti ini tentu saja sangat berharga. Mereka bertanya apakah ruangan-ruangan tersebut dapat diakses oleh umum. Dismas Rienthar yang memandu di Ruang Kerja T. Jacob menjelaskan bahwa ruangan-ruangan tersebut terbuka untuk umum terutama pagi sivitas akademik UGM yang ingin melakukan kegiatan belajar maupun penelitian.
Recent Comments