Apa saja yang termasuk spesies manusia purba? Bagaimana ciri-ciri ras manusia yang ada sekarang? Apakah hubungan antara manusia purba dan artefak batu? Apakah manusia berasal dari monyet? Itulah empat dari beberapa pertanyaan yang dibawa para siswa-siswi SMAN 9 Yogyakarta saat berkunjung ke Museum Paleoantropologi, di Gedung T. Jacob Kompleks Kampus FKKMK UGM pada 16 hingga 18 Januari 2023. Mereka harus menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Jawaban dapat ditemui pada koleksi Biorepositori Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi FKKMK UGM yang disajikan pada Ruang Pamer Museum Paleoantropologi. Informasi tentang spesies-spesies manusia purba terdapat pada jajaran perkembangan fosil hominid. Ciri-ciri ras manusia sekarang dapat dilihat pada display tengkorak manusia-manusia dari berbagai belahan dunia. Artefak batu dapat dilihat pada display paleolitik hingga neolitik. Semua display pada akhirnya bermuara pada pengambilan berbagai kesimpulan tentang evolusi, salah satunya adalah jawaban pertanyaan apakah manusia berasal dari monyet.
Kegiatan kunjungan ke Museum Paleoantropologi merupakan bagian dari kegiatan belajar mengajar reguler. Kali ini kegiatan tidak diadakan di ruang kelas seperti biasanya, namun para siswa-siswi melakukan di museum untuk melihat langsung koleksi museum sebagai objek pembelajaran. Mereka dibekali dengan lembar kegiatan siswa yang sudah dipersiapkan oleh Purnomo Basuki, guru mata pelajaran biologi Kelas XII SMAN 9.
Purnomo pada 2017 pernah mengikuti kegiatan workshop studi evolusi yang diselenggarakan oleh Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi FKKMK UGM. Kegiatan workshop ini diperuntukan bagi guru-guru mata pelajaran biologi yang ada di wilayah Yogyakarta. Pada tahun-tahun berikutnya kegiatan workshop serupa tidak dapat diselenggarakan karena adanya Pandemi Covid-19 sejak 2020.
Hampir berselang enam tahun kemudian, terlebih sejak pindah tugas ke tempat baru di SMAN 9, Purnomo tidak serta merta melupakan bahwa di LBP FKKMK UGM terdapat berbagai koleksi fosil dan rangka manusia yang mendukung pembelajaran evolusi, salah satu topik dalam mata pelajaran biologi. Ia berinisiatif merencanakan kegiatan pembelajaran langsung di Museum Paleoantropologi UGM, tempat dimana LBP FKKMK UGM memamerkan sebagian koleksinya.
Terdapat enam kelas pada tingkat XII. Setiap kelas terdiri dari 36 orang siswa. Purnomo mengatur secara bergiliran waktu kunjungan masing-masing kelas. Jarak antara sekolah dengan museum tidak lebih dari 2 km dengan Museum sehingga para siswa-siswa dapat dengan mudah menjangkau lokasi.
Di Museum Paleoantropologi UGM, para siswa dipandu oleh tiga orang asisten penelitian LBP FKKMK UGM, yaitu Ashwin Prayudi, Fidelis Aritona, dan Dismas Rienthar. Mereka bertiga mendampingi para siswa-siswi selama kunjungan. Segala informasi tentang isi museum dijelaskan oleh para pemandu, termasuk pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS.
Selama di dalam museum, para siswa-siswa menjelajahi segala sudut ruangan. Mereka diperbolehkan memotret seluruh isi museum sesuai dengan kebutuhan mereka. Foto-foto ini akan dilampirkan dalam jawaban LKS.
Para siswa-siswi cukup antusias bertanya berbagai hal. Tidak cukup menggali informasi yang ada di Ruang Pamer Museum, para siswa-siswi bersemangat melihat koleksi rangka manusia yang ada di Ruang Kuliah yang letaknya bersebelahan dengan Ruang Pamer. Di ruang ini, Ashwin dan Fidelis menjelaskan berbagai perbandingan antara morfologi kerangka manusia purba Homo erectus dengan manusia modern Homo sapiens.
Waktu yang disediakan bagi masing-masing kelas sepertinya tidak cukup karena keingintahuan para siswa-siswi cukup besar untuk menggali berbagai informasi tentang berbagai display koleksi yang ada di Museum. Purnomo berusaha agar kegiatan dapat selesai tepat waktu karena ada beberapa kelas yang masih harus kembali ke sekolah untuk melanjutkan kegiatan belajar. Kegiatan kunjungan Museum akhirnya selesai. Sebelum pulang, masing-masing kelas menyempatkan untuk foto bersama di depan Gedung T. Jacob.
Recent Comments