Di tengah semangat kolaborasi dan kecintaan terhadap warisan ilmu pengetahuan, ratusan pengelola museum perguruan tinggi dari seluruh Indonesia berkumpul di Surabaya. Mereka datang dengan satu tekad: memperkuat jejaring, berbagi pengalaman, dan meneguhkan peran museum kampus sebagai ruang belajar yang hidup di tengah derasnya arus teknologi modern
Jejaring Museum Perguruan Tinggi Indonesia (JMPTI) telah didirikan pada 19 April 2019 digagas oleh Dr Ciwuk Musiana Yudhawasthi, M.Hum dengan tujuan untuk saling mendukung, memperkuat kapasitas, memperluas peran edukasi dan riset, serta meningkatkan relevansi terhadap masyarakat dan perkembangan zaman. Untuk institusi, bergabung dalam jejaring seperti ini membuka peluang kolaborasi dan peningkatan kualitas pengelolaan museum
Pertemuan tahunan Jejaring Museum Perguruan Tinggi Indonesia (JMPTI) tahun 2025 kali ini diselenggarakan di Gedung C Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) pada 25–26 Oktober 2025. Dengan mengusung tema “Weaving Kinship: Humans, Technology, and Nature in Harmony”, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk membangun harmoni dan memperkuat sinergi antar museum perguruan tinggi di Tanah Air. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 25-26 Oktober 2025
Salah satu peserta aktif dalam kegiatan ini adalah Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) melalui Unit Museum Terpadu. Tim UGM yang dipimpin oleh Dra. Neni Trilusiana Rahmawati, M.Kes., Ph.D., bersama Janatin Hastuti, Ph.D., Rusyad Adi Suriyanto, S.Sos, M.Hum., dan Shinta Restu Wibawa, M.Kep., hadir sebagai delegasi untuk memperkuat jejaring kerja sama antar museum perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut Neni Trilusiana, keberadaan museum perguruan tinggi bukan sekadar tempat penyimpanan koleksi, melainkan juga ruang pembelajaran yang dinamis. “Museum kampus memiliki potensi besar untuk mengembangkan jejaring, memperluas kerja sama lintas disiplin, dan memberikan ruang bagi sivitas akademika serta masyarakat untuk belajar sepanjang hayat,” ujarnya
Rangkaian acara ini dimulai dengan sesi pleno yang menampilkan pembicara kelas dunia, seperti Dr. Andrew Simpson (President of UMAC ICOM), Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D. (Dewan Penasehat JMPTI dan Guru Besar UGM), serta perwakilan UNESCO, dr. Isabella Kurnia Liem, Ph.D. Para pembicara menyoroti peran museum perguruan tinggi dalam membangun jejaring global serta pentingnya inovasi digital dalam memperkuat daya tarik museum bagi generasi muda, menjadikan museum sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat, Selain sesi pleno, kegiatan Research Day menjadi panggung bagi para peneliti museum untuk berbagi gagasan dan inovasi.
Hari kedua diisi dengan ekskursi lintas museum Surabaya, mulai dari Museum Digital UNAIR, Museum Pendidikan Dokter FK Unair, Museum Sepuluh Nopember, hingga Museum Majapahit di Trowulan. Rangkaian kunjungan ini menjadi pengalaman luar biasa dengan menyaksikan bagaimana museum dapat menjadi jembatan antara warisan masa lalu dan inovasi masa depan.
Partisipasi FK-KMK- UGM dalam pertemuan ini diharapkan melahirkan kolaborasi baru antar museum perguruan tinggi, tidak hanya dalam bidang riset dan pameran, tetapi juga dalam mengembangkan museum sebagai pusat literasi budaya dan sains bagi masyarakat luas. Keterlibatan FK-KMK- UGM dalam kegiatan JMPTI ini merupakan dukungan nyata terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas), SDGs 9 (Inovasi dan Infrastruktur), SDGs 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh) serta SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Melalui jejaring seperti JMPTI, museum perguruan tinggi tidak lagi hanya menjadi tempat penyimpanan artefak, tetapi juga ruang hidup bagi ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kolaborasi lintas generasi
LBP, 31 Oktober 2025
Penulis: Ilham Novitasari
Editor: Janatin Hastuti